Kota Semarang memang selalu mengesankan, apalagi dengan rencana adanya trem semarang di kota ini. Rencana ini terinspirasi dari Kota Sofia, Bulgaria. Dahulu memang kota ini sudah memiliki jalur trem yang ditutup tahun 1940. Sejak abad 19, kota Semarang mengalami perkembangan pesat pada bidang transportasi. Jalur Semarang trem uap lintas artinya nama yang diberikan kepada 2 jalur rel yang dahulu pernah melayani daerah perkotaan Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Jalur trem Semarang ini dibagi menjadi 2 rute, yaitu Jurnatan–Jomblang serta Jurnatan–Bulu–Banjir Kanal. Trem adalah kereta khusus buat jaringan transportasi pada kota. umumnya trem hanya terdiri atas satu atau 2 rangkaian gerbong saja. Trem adalah moda transportasi yang memakai energi uap dan tenaga listrik. tetapi yang beroperasi di Semarang ialah trem dengan tenaga uap (stoomtram). Kedengarannya relatif mengesankan, mengingat di awal abad ke-20 hanya kota-kota besar di Pulau Jawa saja yang mempunyai trem di Hindia-Belanda, salah satunya ialah Kota Semarang. Trem seakan menghasilkan gambaran Semarang menjadi benar-benar terlihat sangat Eropa.

Rencana Jalur

Walikota Semarang, Bapak Hendi telah melakukan komunikasi dengan kerajaan Belanda dengan mengirim proposal. Kabarnya Belanda akan mengirim 2 set trem dengan masing-masing terdapat 2 gerbong kereta. Jika rencana ini nantinya akan terealisasi, jalur trem akan melewati beberapa titik membentuk ring atau melingkar. Jalur tersebut yaitu Stasiun Tawang – Jalan Ronggowarsito – Jalan Agus Salim – Pasar Johar – Jalan Pemuda – Lawang Sewu – Jalan Imam Bonjol – Stasiun Tawang. Jalur tersebut masih rencana untuk opsi lainnya jika anggaran tidak mencapai jalur tersebut makan jalurnya hanya melintasi Kota Lama – Lawang Sewu saja.

Sejarah Trem Semarang

Selain mendapat konsesi penyelenggaraan angkutan kereta barah yang mengangkut penumpang serta barang di jalur Semarang (Jurnatan) menuju Juwana. SJS juga mendapat konsesi menciptakan jalur trem. Tujuan diadakannya ialah buat mendukung gerak rakyat terutama kaum pedagang yang membutuhkan akses cepat.

Trem bertahan relatif lama di Semarang. Pada 1940, pengoperasian trem menjadi moda transportasi dilarang. Pemerintah Kolonial menduga jalur trem yang dibangun tak sinkron menggunakan konsep tata ruang kota. Di samping itu rencana buat mengubah trem uap sebagai trem listrik dianggap akan memakan banyak biaya. Pilihan di moda transportasi seperti kendaraan beroda empat serta bus sebagai faktor lain mengapa lalu trem menjadi sepi peminat lalu ditutup.

Perpanjangan menuju tepi Kanal Banjir Semarang baru selesai dilakukan di tanggal 4 November 1899, dimaksudkan untuk menyebarkan tepi Kanal Banjir sebagai objek wisata perkotaan. Karena SCS berubah orientasinya berasal jalur trem di kota ini menjadi jalur kereta barah rel ringan. Penutupan rute trem di kota Semarang tak berimbas di jalur Semarang-Juwana. Penutupan juga dibarengi dengan membentuk jalur cabang baru trem menuju stasiun tersebut berasal rute Jurnatan–Bulu. Jalur Jurnatan menuju Bulu dan ke Banjir Kanal ialah jalur yg cukup Istimewa.

Kedua jalur tersebut berada di bawah perusahaan yang sama, dan tetap beroperasi hingga pasca kemerdekaan Indonesia. Jalurnya mengarah ke selatan berasal Stasiun Jurnatan, melewati depan gedung Lawang Sewu (kantor sentra NIS) kemudian berbelok ke tepi Kanal Banjir Semarang. Tarifnya hanya 10 sen, penumpang dapat memakai jasa angkutan ini.

Perkembangan Trem

Trem berkembang dengan signifikan dan menjadi moda transportasi yang cukup diminati. Walaupun tidak memiliki dampak  yang terlalu parah, namun trem menyebabkan pengelola moda transportasi tradisional tersebut semakin terpinggirkan. Ongkos trem juga dievaluasi relatif hemat buat kantong warga Semarang termasuk Bumiputera. Trem ini dibangun melewati rute penting seperti alun-alun, pasar, dan gedung perkantoran yang merupakan destinasi utama di Semarang.

Uniknya, stopplaats (kata buat daerah perhentian kereta api mungil juga trem Semarang pada kosakata bahasa Belanda) di kedua jalur trem SJS ini agak tidak selaras menggunakan stopplaats milik perusahaan lain. Kebanyakan dari stopplaats pada jalur ini hanya berupa lahan kosong buat naik turunnya penumpang tanpa disertai bangunan fisik. Baik bangunan permanen maupun semi tetap layaknya stopplaats di umumnya. Tetapi hanya diberi plang menggunakan nama stopplaatsnya saja yang dipasang di dekat rel menjadi indikasi atau petunjuk bahwa lokasi tadi merupakan pemberhentian trem.

Stasiun Trem

Stasiun induknya berada di Stasiun Jurnatan yang berada di sekitar wilayah Purwodinatan (Semarang Tengah). Seperti yang dilansir dalam tulisan Pratiwo berjudul The City Planning of Semarang 1900-1970 (2005), jalurnya dibangun dengan dua rute. Rute pertama yaitu rute yang menghubungkan Stasiun Jurnatan menuju daerah Jomblang yang melewati daerah Turi dan Bangkong. Jalur ini ditutup sendiri sang SJS di tahun 1940. Penutupan ini dikarenakan tidak sesuai dengan tata ruang Kota Semarang yang semakin ramai menggunakan kendaraan beroda empat pribadi serta kendaraan awam. Lokomotif yg biasa berdinas di atas jalurnya dihibahkan ke Oost-Java Stoomtram Maatschappij. Nama stasiun serta pemberhentiannya pula tak dicatat dalam kitab   jarak yg didesain sang PT KAI.

Jejak Trem

Walaupun hanya bertahan pada tempo lebih kurang 70 tahun, keberadaan trem di Kota Semarang sebagai indikasi bahwa begitu pesatnya modernisasi di kota ini di awal abad ke-20. Tetapi sayang jejak trem Kota Semarang ini telah sangat sulit dijumpai oleh rakyat di masa sekarang. Bekas-bekas jalurnya telah hilang ditelan aspal-aspal pada rute yg dilalui.

Stasiun Jurnatan Semarang yang tadinya menjadi stasiun induk sudah berhenti beroperasi sejak tahun 1970-an. Pada waktu yang sama satu per satu jalur yg menjadi bagian dari rute trem dan kereta api Semarang-Juwana mulai ditutup pemerintah. Stasiun yang kalah dengan zaman ini lalu digusur serta pada atas puing-puingnya dibangun kompleks pertokoan. Stasiun tadi bahkan tidak diklaim menjadi bagian dari sejarah perkereta apian pada Indonesia. Dalam buku terbitan PT KAI  “Jarak Antarstasiun dan Perhentian”, Stasiun Jurnatan tidak ditemukan. Bagaimana nasib lokomotif dari trem SJS sendiri? Lokomotif tadi akhirnya dikirim ke Surabaya, satu lokomotifnya sebagai sebuah tugu persis pada depan Stasiun Pasar Turi. Itulah akhir dari kisah trem pada Kota Semarang.

Kapan Trem Semarang dibuka kembali?

Realisasi Trem Semarang dimulai dengan melakukan ground breaking kemudian dilanjutkan pembangunan fisik. Kunjungan perwakilan kota Sofia ke Semarang dijadikan untuk mempelajari tentang pembangunan trem di kota ini nantinya.

5/5 - (2 votes)