1. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid yang terletak di pusat kota Banda Aceh ini adalah situs bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh dan bertahan hingga saat ini. Masjid Masjid Raya Baiturrahman dibangun selain sebagai sarana beribadah juga sebagai pusat pengajaran ilmu agama yang ada di Nusantara. Masjid yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh ini dibangun pertama kali oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1612. Masjid ini termasuk salah satu bangunan yang selamat dari bencana tsunami pada 26 Desember 2004 silam.
2. Museum Tsunami
Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk mengenang tragedi bencana tsunami pada 2004. Sekaligus sebagai sarana edukasi bencana dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi. Museum yang dibangun diatas lahan dengan luas 2.500 m² ini dirancang oleh Ridwan Kamil, yang pada saat itu beliau memenangkan dari sayembara. Sayembara yang diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias dalam rangka memperingati tragedi tsunami 2004. Bangunan Museum ini terdiri dari empat tingkat dan di dalamnya terdapat beberapa koleksi yang membahas peristiwa tsunami. Seperti, nama para korban tsunami, berbagai foto dan benda yang menjadi saksi tsunami Aceh.
3. Museum Aceh
Museum Aceh telah didirikan pada tahun 1915 di masa pemerintahan Hindia Belanda. Bangunan utamanya berbentuk seperti Rumoh Aceh (Rumah Tradisional Aceh). Di museum ini, kita akan banyak menemukan koleksi peninggalan zaman pra-sejarah. Salah satu koleksi yang cukup populer adalah sebuah lonceng yang usianya telah mencapai 1400 tahun. Lonceng ini bernama ‘Lonceng Cakra Donya’ yang merupakan pemberian dari Kaisar Cina dari Dinasti Ming kepada Sultan Pasai pada Abad Ke-15, yang dihadiahkan saat perjalanan muhibah Laksamana Muhammad Cheng Ho.
4. Taman Sari Gunongan
Taman Sari Gunongan atau disebut dengan Taman Gairah Banda Aceh merupakan bangunan peninggalan budaya yang bernilai sejarah dari kerajaan Aceh. Taman ini di bangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Taman sari ini di buat oleh Sultan Iskandar Muda sebagai hadiah untuk sang permaisuri yang berasal dari kerajaan Pahang, Malaysia yang populer dengan nama Putroe Phang. Sedangkan Gunongan sendiri adalah bangunan berwarna putih yang terdiri dari tiga tingkat. Gunongan memiliki bentuk menyerupai sudut sepuluh, dan diatasnya terdapat menara yang berbentuk seperti kelopak bunga mekar yang menjulang. Sekarang, kompleks Taman Ghairah hanya memiliki empat buah bangunan tersisa. Yaitu bangunan Gunongan, Batu Berukir, Kandang Peterana dan Pinto Khop.
5. Kapal Apung Lampulo
Kapal Lampulo atau yang sering dikenal Kapal di Atas Rumah adalah kapal nelayan yang sering digunakan untuk melaut oleh masyarakat Lampulo di Banda Aceh. Tetapi, pada tragedi tsunami Aceh tahun 2004 silam, kapal ini terhempas sekitar 3 kilometer dan tersangkut di salah satu atap rumah penduduk. Tepatnya di Kampung Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Kapal Apung Lampulo memiliki berat mencapai 65 ton, dengan panjang sekitar 25 meter, dan memiliki lebar 5,5 meter, berbahan kontruksi dari kayu. Keberadaan kapal hingga saat ini tetap dipertahankan sebagai obyek wisata untuk mengenang peristiwa tsunami tersebut, dan dijadikan salah satu situs untuk peringatan tsunami. Bagi wisatawan yang ingin melihat geladak kapal, pemerintah Kota Banda Aceh telah mendirikan sebuah bangunan dengan tangga besi setinggi 5 meter. Dari atas, wisatawan dapat melihat bagian dalam kapal, dan rumah yang tertimpa kapal besar itu.
6. PLTD Apung 1
Kedahsyatan tsunami pada tahun 2004 lalu yang menerpa Aceh lalu masih meninggalkan jejak. Salah Satunya ialah Monumen PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung 1. Kapal yang merupakan sumber tenaga listrik bagi wilayah Ulee Lheue ini terseret hingga menuju jantung Kota Banda Aceh sejauh 5 kilometer. Kapal seberat 2.600 ton ini mampu menghasilkan daya sebesar 10,5 megawatt. Dengan luas mencapai 1.900 meter persegi dan panjang 63 meter, tidak ada yang menyangka kapal ini dapat bergerak hingga ke tengah Kota Banda Aceh. Sekarang, area sekitar PLTD Apung telah ditata ulang pemerintah dan dijadikan wahana wisata edukasi. Terdapat monumen peringatan yang dibangun untuk mengenang korban jiwa. Pada monumen itu, tertera tanggal dan waktu kejadian saat musibah yang juga menimpa beberapa negara lain.
7. Taman Ratu Safiatuddin
Taman Sulthanah Safiatuddin atau yang dikenal Taman Ratu Safiatuddin merupakan taman yang memiliki berbagai jenis rumah adat dari berbagai daerah di Provinsi Aceh. Taman ini terletak di kawasan yang strategis yaitu di Jalan Teuku Nyak Arief Desa Lampriek, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Terhitung di tempat ini terdapat 23 anjungan rumah adat. Taman ini juga dijuluki sebagai Taman Mininya Aceh karena serupa dengan Taman Mini Indonesia (TMII). Taman ini juga sering dijadikan tempat pertunjukan seperti pagelaran atraksi seni dan budaya Aceh yang menarik untuk dikunjungi.
8. Pulau Weh
Pulau Weh atau Pulau We merupakan pulau yang terletak di ujung barat Indonesia, yang di dalamnya terdapat Kota Sabang. Namun ternyata, Pulau Weh ini bukanlah pulau yang paling barat. Karena di sebelah barat pulau Weh masih terdapat pulau lain, yaitu Pulau Benggala. Pulau Weh memiliki keindahan tepi pantai yang sangat menakjubkan. Air laut yang terlihat biru, panorama alam bawah laut yang memukau, serta keanekaragaman ikan hias memiliki daya tarik bagi wisatawan. Pulau Weh bisa dicapai dengan waktu sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kapal dari Pelabuhan Ulee Lheu Aceh menuju Pelabuhan Balohan Sabang.
9. Pantai Lampuk
Aceh punya Pantai Lampuuk yang memiliki keindahan panorama tak kalah dengan pantai yang ada di Bali. Pantai Lampuuk merupakan salah satu primadona wisata alam di Aceh. Pantai Lampuuk dikenal dengan pasir putihnya. Air laut yang tampak jernih berwarna biru kehijauan dan pepohonan pinus yang rindang. Pantai ini hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Banda Aceh dan sangat mudah dijangkau oleh wisatawan dari pusat kota. Terdapat empat jalur masuk menuju ruas pantai yang bisa dilalui oleh wisatawan, yaitu Babah Satu, Babah Dua, Babah Tiga, dan Babah Empat. Biasanya jalur masuk yang sering dilalui para wisatawan lokal adalah Babah Satu dan Babah Dua. Sedangkan, jalur Babah Tiga merupakan jalur yang sering digunakan wisawatan asing yang ingin melakukan kegiatan surfing.
10. Pantai Lhoknga
Pantai Lhoknga merupakan pantai favorit di Banda Aceh selain Pantai Lampuuk. Pantai yang memiliki jarak kurang lebih 22 kilometer dari Banda Aceh ini juga menjadi tempat favorit bagi para peselancar. Suasana sore hari yang sunyi dan damai menjadi spot yang bagus untuk menikmati matahari terbenam. Pantai Lhoknga lebih dikenal dengan lapangan Golf, memancing dan aktivitas Surfing. Ombak di Pantai Lhoknga yang besar dan garang cocok untuk mereka yang menyukai selancar. Tak heran jika pantai ini terkenal di kalangan komunitas selancar internasional.