1. Berkeliling kota naik bus Werkudara dan Kereta Uap
Bus Werkudara sudah cukup lama menjadi ikon kota Solo. Bus Werkudara diperkenalkan pada tahun 2011 ketika Bapak Jokowi menjabat sebagai Walikota di Solo. Bus dua tingkat atau istilahnya double decker ini memiliki warna merah yang mencolok dengan lukisan tokoh wayang werkudara dan mempunyai tinggi 4,5 meter. Anda dapat menikmati indahnya berkeliling kota solo dengan angkutan umum buatan Indonesia ini. Akan ada pemandu yang akan berbagi sejarah dan pengetahuan mengenai ojek wisata yang dilewati bus ini.
Selain bus, Anda bisa mengelilingi kota solo dengan moda transportasi lain yaitu Kereta Uap Jaladara. Kereta ini berhasil di bangkitkan kembali oleh PT Kereta Api Indonesia sebagai kereta wisata setelah lama pensiun di era Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Solo. Kereta yang memiliki dua gerbong ini dapat menempuh perjalanan hingga 20km/jam. Perjalanan dimulai dari Stasiun Purwosari sampai dengan Stasiun Kota Sangkrah, melewati tempat-tempat wisata seperti Museum Radya Pustaka Sriwedari, House of Danar Hadi, Kampung Seniman Kemlayan dan Kampung Batik Kauman. Kereta Api Uap Jaladara ini mampu menampung hingga 10 penumpang. Untuk sekali perjalanan pulang-pergi Kereta Api Uap Jalandra mengenakan tarif Rp 150 ribu per penumpang untuk paket 80 penumpang. Kereta yang beroperasi sejak zaman penjajahan Belanda ini menggunakan kayu jati sebagai bahan bakar, dan untuk sekali perjalanan kereta ini membutuhkan lima kayu jati.
2. Mengagumi Pesona Keraton Surakarta
Di masa lampau, tepatnya 250 tahun yang lalu, Solo atau Surakarta adalah pusat Kerajaan Mataram. Sejak masa Kerajaan Mataram, keturunan dan kerabat dari kerajaan ini telah menyebar ke berbagai daerah seperti di Surakarta dan Jogjakarta. Keraton Surakarta Hadiningrat ini dulunya adalah Istana Kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berdiri pada tahun 1755 oleh Susuhunan Pakubuwono II. Keraton Solo merupakan perpaduan khas antara gaya arsitektur Jawa dan Eropa yang penuh dengan nuansa biru dan putih. Berbicara tentang Keraton, tak lepas dari sejarah kerajaan islam yang dulu penah berjaya di tanah jawa. Keraton ini tertelak di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
3. Wisata malam di Ngarsopuro Night Market
Dahulu, sebelum Ngarsopuro Night Market ini berdiri yaitu di Jalan Diponegoro adalah sebuah areal yang nggak tertata. Jalanan macet karena adanya kios-kios barang antik dan beberapa toko elektronik yang tidak tertata. Pada tahun 2008, Jalan Diponegoro ditata sedemikian rupa ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Walikota Solo. Pasar Triwindu direnovasi dan Jalan Diponegoro disulap menjadi sebuah areal city walk yang sangat menarik. Ngarsopuro Night Market digelar di sepanjang jalan Diponegoro, tepatnya di depan lapangan Pura Mangkunegaran Solo. Ngarsopuro Night Market bukanlah pasar biasa di mana para pelapak bebas menggelar lapak dagangannya. Areal ini ditata secara artistik dengan tempat duduk bergaya vintage dan lampu-lampu di sepanjang jalan. Anda bisa melihat lukisan-lukisan yang terpajang, patung-patung yang berjajar di sepanjang jalan dan lampu-lampu jalan yang dibungkus sangkar burung. Perlu dicatat, Ngarsopuro Night Market hanya bisa Anda nikmati setiap hari Sabtu dan Minggu saja.
4. Mencicipi kuliner khas Solo
Kota Solo juga dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki ragam kuliner yang lezat. Lidah Anda akan dimanjakan oleh cita rasa yang menggugah selera. Mulai dari warung yang terkenal hingga warung yang jarang diketahui banyak orang. Salah satu kuliner yang wajib Anda cicipi adalah Serabi Notosuman. Serabi yang sudah ada sejak tahun 1923. Makanan ini berbentuk bulat dengan pinggiran yang renyah, digulung dan di bungkus dengan daun pisang. Kemudian ada tengkleng. Olahan daging, tulang, dan jeroan kambing. Menikmati tengkleng Solo ini paling enak adalah dengan kuah panas dan pedas. Coba juga nasi liwet, makanan yang terdiri dari nasi gurih dengan sayur labu siam, suwiran ayam, telor rebus dan kuah santan yang kental.
5. Ngeteh di Rumah Teh Ndoro Dongker
Ngeteh atau minum teh mungkin adalah salah satu kegiatan pagi yang rutin Anda lakukan di rumah. Namun bagaimana jika Anda ngeteh di tengah – tengah perkebunan teh dengan udara yang sejuk dan segar. Seperti di Rumah Teh Ndoro Dongker, suasana disini akan memberikan Anda pengalaman yang berbeda. Sebelumnya, Rumah Teh Ndoro Donker ini adalah sebuah rumah dari kepala kebun teh Kemuning yang berada di lereng Gunung Lawu. Ndoro Donker merupakan seorang ahli tanaman yang berasal dari Belanda yang pernah tinggal di desa Kemuning untuk mengembangkan perkebunan teh pada masa penjajahan Belanda. Beliau memilih untuk tetap tinggal di desa, berdampingan dengan warga dan berbagi ilmu tentang tanaman yang membuat beliau dihormati dan dicintai. Cinta itu ia balas dengan pengabdian sepanjang sisa hidupnya.